1. Pakar dan kepakaran
a.
Pakar
Pakar adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal baru pada sebuah permasalahan yang
kemudian disusun kembali agar sehingga dapat memecahkan masalah dengan cepat
dan tepat. (Dahria M, 2014)
b.
Kepakaran
Kepakaran adalah kelebihan yang dimiliki seseorang pada
bidang tertentu yang diperolah dari pelatihan, membaca atau dari pengalaman.
(Dahria M, 2014)
2. Perbedaan data, informasi dan pengetahuan
a.
Data
Data adalah sekumpulan bahan baku informasi atau
bahasa mathematical dan simbol-simbol yang disepakati dalam menggambarhkan objek,
manusia, peristiwa, aktivitas, dan objek-objek lainnya. Dengan kata lain, data
adalah kenyataan apa adanya. Contohnya daftar absensi siswa. (Djoko Darmoyo,
2017)
b.
Informasi
Informasi adalah hasil ekstraksi dari pengolahan data
sehingga dapat berguna bagi penerimanya sehingga dapat menggambarkan suatu
kejadian-kejadian yang ada dan informasi ini dapat digunakan dalam mengambil
keputusan. Contohnya nama-nama siswa yang terdapat pada absensi siswa. (Djoko
Darmoyo, 2017)
c.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesimpulan yang didapatkan dari
sebuah informasi yang telah memperoleh pengetahuan. Pengetahuan ini berupa
serangkaian fakta dan informasi guna untuk memecahkan suatu permasalahan. Contohnya
no absen 4 bernama Andre. (Djoko Darmoyo, 2017)
3. Kelebihan dan kekurangan sistem pakar
1)
Kelebihan
a.
Memiliki reabilitas;
b.
Mampu beroperasi dalam
lingkungan yang berbahaya;
c.
Dapat menghemat waktu dalam
pengambilan keputusan;
d.
Memiliki kemampuan untuk
mengakses pengetahuan dan keahlian para ahli sehingga meringankan pekerjaan
para ahli;
e.
Meningkatkan kualitas dan
produktivitas.
2)
Kekurangan
a.
Tidak ada jaminan bahwa sistem
pakar memuat 100% kepakaran yang diperlukan;
b.
Pengembangan sistem pakar
tergantung ada tidaknya pakar di bidangnya sehingga pengembangannya dapat
terkendala;
c.
Biaya untuk mendesain,
mengimplementasikan dan memeliharanya dapat sangat mahal tergantung seberapa
lengkap dan kemampuannya. (Amanda, Budi, Millati, 2015)
4. Sumber pengetahuan potensial untuk pengembangan sistem pakar
berasal dari manusia, buku, laporan riset, database, dan informasi yang
terdapat di website jejaring sosial. (munarto, 2018)
5. Akuisisi pengetahuan merupakan akumulasi, transfer dan transformasi
keahlian pemecahan masalah dari beberapa sumber pengetahuan ke dalam program
komputer untuk kontruski dan perluasan basis pengetahuan. (Ardi, 2013)
6. Representasi pengetahuan adalah cara dalam berbagai pengetahuan
yang diperoleh ke dalam suatu diagram sehingga dapat diketahui relasi antar
pengetahuan dan bisa digunakan untuk menangkap hal-hal penting dalam masalah
dan mempermudah dalam proses pemecahan masalah. (Susatyono, 2021)
7. Mesin inferensi adalah program yang dapat digunakan untuk
membantu mekanisme penalaran pada suatu kondisi yang berdasar pada fakta yang
ada dalam basis pengetahuan untuk mencapai kesimpulan atau kesimpulan. Mesin inferensi
menggunakan strategi pengendalian sebagai panduan arah dalam melakukan
mekanisme penalaran yang terdiri dari 3 pengetahuan, diataranya forward chaining,
backward chaining dan gabungan dari kedua teknik tersebut. (Susatyono, 2021)
8. Metode yang dapat digunakan dalam mesin inferensi diantaranya:
a.
Forward Chaining
Adalah aturan yang diuji satu per satu dalam urutan
tertentu, urutan itu berupa aturan ke dalam perangkat aturan atau dapat juga
urutan lain yang ditentukan oleh pemakai. Dalam pengujian tersebut, sistem akan
menganalisa apakah kondisinya benar atau salah. Apabila benar, aturan tersebut ditembakan
dan aturan berikutnya diuji. Apabilah salah, maka aturan tersebut tidak
ditembakan dan aturan berikutnya diuji. Pengujian tersebut berlanjut satu demi
satu sampai putaran lengkap melalui selurut perangkat aturan, ketika tidak ada
lagi aturan yang dapat ditembakan, maka mekanisme penalaran berhenti.
b.
Backward Chaining
Adalah mesin yang memilih suatu aturan dan
menganggapnya masalah yang harus diselesaikan. Inference engine mulai
mengevaluasi sasaran, kemudian diikuti dengan pemilihan salah satu sub masalah
untuk dievaluasi, dan sub masalah yang terpilih akan dievaluasi sebagai masalah
baru. Inference engine akan terus mencari sub masalah yang akan dievaluasi
untuk dijadikan sebagai masalah baru. (Susatyono, 2021)
Penjelasan Jurnal
“Sistem Pakar Untuk
Mendiagnosa Penyakit Pada Tanaman Jagung Dengan Metode Bayes”
a.
Masalah pada penelitian
tersebut adalah meneliti hal yang dapat membantu petani dalam menentukan obat, karena
petani kesusahan dalam mendiagnosa penyakit yang terdapat pada tanaman jagung
mereka sehingga petani gagal mendapatkan hasil panennya.
b.
Dalam proses pembuatan
sistem pakar ini, peneliti menggunakan teori Bayes dimana metode ini didasarkan
dari kondisi awal yang merupakan gejala yang ada kemudian gejala tersebut dikenakan
aturan yang sudah ditentukan lalu diambil kebenarannya untuk menentukan
kesimpulan dan solusi dari gejala tersebut.
c.
Dalam penelitian tersebut,
peneliti menggunakan metode Forward Chaining dalam mendiagnosis hama yang menyerang
tanaman padi dengan melihat ciri-ciri yang ada pada tanaman tersebut.
d.
Kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman padi
digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan menampilkan hasil dari diagnosa
yang dimasukan oleh pengguna, hasil diangnosa dihitung secara otomatis oleh
sistem.
Referensi:
a.
Ardi. (2013). TEXT MINING
UNTUK AKUISISI PENGETAHUAN SECARA OTOMATIS PADA SISTEM PAKAR. Jurnal
TELEMATIKA MIKOM 2(1)
b.
Susatyono, J.D. (2021).
Sistem Pakar: Kajian konsep dan penerapannya.
c.
Dahria, M. (2014).
PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar